Disaat semua orang berbagi rasa bahagia, aku hanya bisa melihat rapatnya barisan awan mendung yang nyari tanpa cela untuk hanya sekedar mengintip katulisiwa langit malam tanpa batas. Hanya beberapa gelintir bintang saja pembeli penerang cahaya. Dan saat semua orang terlelap dalam guratan kepingan mimpi, aku cuma bisa terduduk menatapa kosong hitam aspal jalanan yang hanya beberapa gelintir saja kendaraan yang melintas di kelopak mataku.
Tapi seketika aku mengendus wangi dan pesona ketika ukuran nama ciamik terlalu indah hadir membawaku hingga sejenak aku lupakan segala adidaya yang aku lakonin malam ini. Sekelumit saja tapi langsung bersarang dihatiku, tapi tak lama aku terjatuh terjerab 'Hei Sadar Bro!!!' kamu sudah teralu jauh mengada-ada,,,Huhh, ternyata kelakar berbisik bahwa aku cuma terombang ambing dalam sandiwara yang aku rangkai sendiri dan tidak jelas arah dan tujuannya.
Tapi sebentar...sambil aku melengkungkan senyum sambil berujar lirih... Oh ternya ada sekuntum bunga yang paling harum, mewangi dan mempesona.
Tapi seketika aku mengendus wangi dan pesona ketika ukuran nama ciamik terlalu indah hadir membawaku hingga sejenak aku lupakan segala adidaya yang aku lakonin malam ini. Sekelumit saja tapi langsung bersarang dihatiku, tapi tak lama aku terjatuh terjerab 'Hei Sadar Bro!!!' kamu sudah teralu jauh mengada-ada,,,Huhh, ternyata kelakar berbisik bahwa aku cuma terombang ambing dalam sandiwara yang aku rangkai sendiri dan tidak jelas arah dan tujuannya.
Tapi sebentar...sambil aku melengkungkan senyum sambil berujar lirih... Oh ternya ada sekuntum bunga yang paling harum, mewangi dan mempesona.
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda